- Back to Home »
- Opini »
- Komitmen Dan Konsisten Ibadah Malam
Posted by : Unknown
Monday, June 3, 2013

Tak mudah
membiasakan diri bangun pada malam hari. Butuh komitmen dan konsistensi untuk
menghidupkan malam dengan beribadah.
Pendiri sekaligus pengasuh Ar Rahman Quranic Learning Islamic Center(AQLIC) Ustaz Bachtiar Nasir Lc MPd berbagi sejumlah kiat agar mudah terbangun untuk menunaikan shalat Malam.
Pertama, mantapkan niat. Kedua, tanamkan kesungguhan untuk bangun dan ketiga, meminta kepada Allah agar kita bisa dipilih menjadi salah satu hamba-Nya yang bangun.
“Ingat, saat tidur manusia diikat oleh tiga ikatan dan kita harus melepas ikatan itu,” ungkap Ustaz Bachtiar Nasir menjelaskan.
Pada malam hari, tuturnya, saat manusia terlelap sesungguhnya mereka diikat oleh tiga ikatan. Ikatan-ikatan itu akan lepas saat kita terbangun.
Saat kita menyebut nama Allah, ikatan pertama lepas. Saat kita bangun dan berwudhu, ikatan kedua lepas. Saat kita mendirikan shalat, ikatan ketiga terlepas.
Sesungguhnya, hati yang lalai, keras, dan terlalu banyak nafsu juga menjadi penyebab sulitnya manusia terbangun saat malam, ungkapnya.
Alasan-alasan lain secara fisik, termasuk terlalu lelah bekerja, kebanyakan makan, terlambat tidur, atau mungkin kamar yang ditempatinya tidur terlalu nyaman. Maka dari itu, Rasulullah saw sering kali menjauhi kenikmatan agar lambungnya menjauh dari kasur.
Seyogyanya, katanya, bergaullah dengan sesama Muslim dalam menyebarkan kebaikan dan ajakan shalat Malam. Sebarkan pengetahuan agar mereka mengerti makna yang terkandung dalam Surah adz-Dzariyat ayat 17 dan 18.
Bergabunglah dalam komunitas, seperti Tahajud Call. Ini sebagai upaya mengajak Muslim lain beribadah malam. Rasulullah sendiri memulai dalam lingkungan keluarganya dahulu dan membujuk anak-anaknya.
Pendiri sekaligus pengasuh Ar Rahman Quranic Learning Islamic Center(AQLIC) Ustaz Bachtiar Nasir Lc MPd berbagi sejumlah kiat agar mudah terbangun untuk menunaikan shalat Malam.
Pertama, mantapkan niat. Kedua, tanamkan kesungguhan untuk bangun dan ketiga, meminta kepada Allah agar kita bisa dipilih menjadi salah satu hamba-Nya yang bangun.
“Ingat, saat tidur manusia diikat oleh tiga ikatan dan kita harus melepas ikatan itu,” ungkap Ustaz Bachtiar Nasir menjelaskan.
Pada malam hari, tuturnya, saat manusia terlelap sesungguhnya mereka diikat oleh tiga ikatan. Ikatan-ikatan itu akan lepas saat kita terbangun.
Saat kita menyebut nama Allah, ikatan pertama lepas. Saat kita bangun dan berwudhu, ikatan kedua lepas. Saat kita mendirikan shalat, ikatan ketiga terlepas.
Sesungguhnya, hati yang lalai, keras, dan terlalu banyak nafsu juga menjadi penyebab sulitnya manusia terbangun saat malam, ungkapnya.
Alasan-alasan lain secara fisik, termasuk terlalu lelah bekerja, kebanyakan makan, terlambat tidur, atau mungkin kamar yang ditempatinya tidur terlalu nyaman. Maka dari itu, Rasulullah saw sering kali menjauhi kenikmatan agar lambungnya menjauh dari kasur.
Seyogyanya, katanya, bergaullah dengan sesama Muslim dalam menyebarkan kebaikan dan ajakan shalat Malam. Sebarkan pengetahuan agar mereka mengerti makna yang terkandung dalam Surah adz-Dzariyat ayat 17 dan 18.
Bergabunglah dalam komunitas, seperti Tahajud Call. Ini sebagai upaya mengajak Muslim lain beribadah malam. Rasulullah sendiri memulai dalam lingkungan keluarganya dahulu dan membujuk anak-anaknya.
Anak perempuan Ahmad bin Hanbal menanyakan
dua hal sebelum sang tamu pulang keesokan harinya. Pertama, tamunya itu makan
banyak, padahal ia terkenal zuhud. Kedua, mengapa hanya shalat Malam dua
rakaat?
Jawaban pertama, Syafii menunturkan jika
bertamu ke rumah orang saleh maka makanannya seperti obat. Kedua, saat malam
tadi, begitu ia selesai shalat malam, satu potongan ayat yang ia baca
menginspirasinya membuat 13 rumusan usul fikih. Tanpa sadar, ia menulis hingga
Subuh.

Intinya, cerita ini menunjukkan betapa
dekatnya jarak antara Allah dan hamba-Nya jika ia melaksanakan shalat malam dan
berdoa.
Allah SWT langsung mewujudkannya. Buktikan
bahwa mereka yang menafkahkan penghasilannya dengan sedekah dan infak merupakan
orang yang shalat malamnya teraplikasikan dengan baik dalam kehidupan
sehari-harinya.
Orang yang sering terbangun saat malam pun
tak lantas bermalas-malasan saat siang, tapi tampak seperti memiliki semangat
para penunggang kuda.
Agar terbiasa shalat Tahajud, kata Ustazah
Nurma Nugraha, perlu langkah pemaksaan diri. “Paksakan, kalau tidak, kita tidak
akan bisa bangun,” ujarnya.
Pekerjaan shalat dan sabar itu hanya bisa
dilakukan oleh orang-orang khusyuk karena pekerjaan ini amat berat. Orang-orang
yang belum meyakini dan tidak mengetahui keindahan shalat, mungkin mereka akan
berlaku seperti Rasulullah yang kakinya sampai bengkak karena lamanya ia
berdiri saat shalat Malam.
Sebagai muslim, apakah kita tidak malu
kepada Rasulullah saw yang setelah terjamin mendapat surga, tapi masih bersujud
di tengah malam.

Muslim yang sering melaksanakan shalat, ia
akan memiliki pikiran yang jernih. Ia tak akan gentar menghadapi kesulitan
hidup, sebab bagaimanapun kerasnya hidup, ia yakin bahwa ia memiliki Allah yang
Maha Perkasa sebagai tempatnya memohon perlindungan.
Sesungguhnya, tetesan air mata hamba yang
meminta tolong kepada Allah merupakan tetesan air mata yang dibanggakan
oleh-Nya.
Sesuai firman Allah, “Siapa yang berdoa
kepada-Ku, Aku perkenankan. Siapa yang meminta kepada-Ku, Aku beri; siapa yang
memohon ampun kepada-Ku, Aku ampuni.”
Ia mengisahkan kisah dari salaf. Imam Syafii memenuhi undangan Imam Ahmad atas nama anak perempuannya. Pencetus mazhab Syafii itu pun menginap di kediaman sahibnya tersebut.
Ia mengisahkan kisah dari salaf. Imam Syafii memenuhi undangan Imam Ahmad atas nama anak perempuannya. Pencetus mazhab Syafii itu pun menginap di kediaman sahibnya tersebut.
Damanhuri Zuhri
Sumber : Republika.co.id